Keindahan Wisata Aceh Singkil (bagian satu)
Menelusuri Anugrah Tuhan di Negeri Syech Abdurrauf

Bulan Maret hingga Agustus adalah saat terbaik untuk mengunjungi berbagai objek wisata di Kabupaten Aceh Singkil, khususnya Pulau Banyak. Pada bulan ini cuaca cerah dan laut tenang serta waktu terbaik untuk island hoping, kayaking dan snorkling. Tak hanya itu, Negeri Syech Abdurrauf ini juga memiliki kekayaan objek wisata laut dan hutan rawa yang tak ternilai harganya.
Begitupun, jika Anda punya waktu dan ingin liburan bersama keluarga, sambil menikmati keindahan alam. Bulan Oktober-November juga tak masalah. Hanya saja, sedang musim angin barat sehingga tak semua bisa Anda nikmat. Tidak perlu jauh-jauh di Indonesia atau ke manca negara. Datanglah ke Kabupaten Aceh Singkil. Bumi Syech Abdur Rauf ini menawarkan begitu banyak kekayaan objek wisata laut dan hutan rawa yang tak kalah indah dengan daerah lain di nusantara.
Begitupun, jika Anda punya waktu dan ingin liburan bersama keluarga, sambil menikmati keindahan alam. Bulan Oktober-November juga tak masalah. Hanya saja, sedang musim angin barat sehingga tak semua bisa Anda nikmat. Tidak perlu jauh-jauh di Indonesia atau ke manca negara. Datanglah ke Kabupaten Aceh Singkil. Bumi Syech Abdur Rauf ini menawarkan begitu banyak kekayaan objek wisata laut dan hutan rawa yang tak kalah indah dengan daerah lain di nusantara.
Kawasan paling ujung Provinsi Aceh ini, memiliki keragaman hayati seperti ikan rawa dan laut, orang utan, harimau sumatera, beruang madu, wau-wau tangan putih, dan satwa langka lainnya. Jangan tanya soal panorama alam, Aceh Singkil yang dikelilingi sepuluh kabupaten lainnya di Aceh, menyediakan daerah perbukitan yang sayang untuk dilewatkan begitu saja.
Berminat? Tak sulit rasanya untuk menuju Aceh Singkil. Anda bisa menempuh dengan jalan darat dari Kota Medan dengan jarak tempuh sekitar enam jam perjalanan. Jika ingin jalur udara, Anda bisa melalui Bandara Kuala Namu dengan menggunakan jenis pesawat kecil. Pesawat capung ini akan mendarat di lapangan terbang domestik yang terletak di Singkil Utara. Dari Medan menuju Singkil perjalanan bisa menggunakan angkutan umum (Leuser Group) dengan tarif Rp 110 ribu. Berangkat dari Medan menuju Singkil di malam hari dan tiba di sana pagi hari sehingga bisa menghemat biaya penginapan.
Dari Kota Banda Aceh ke Aceh Singkil sudah bisa ditempuh dengan jalur udara melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar, dengan menggunakan pesawat jenis kecil. Anda akat tiba di lapangan terbang domestik yang jaraknya dari pusat kota ke Singkil Utara sekitar 15 menit.
Aceh Singkil terdapat beraneka kebudayaan dari berbagai suku yang menetap di sana. Ada Suku Pak Pak, Nias, Minang, Jawa, dan Aceh. Karena keragaman adat dan budaya itulah dipakai bahasa jame. Aceh Singkil tidak saja kaya objek wisata religius, alam, rawa, tetapi juga kaya wisata budaya. Sebut saja adat penyambutan tamu di atas robin (sampan) di Simpang Kanan yang terus dilestarikan. Jika ingin menikmati keindahan gugusan pulau, Anda bisa menuju tempat wisata Pulau Banyak, Pantai Gosong Telaga, Pulau Sarok, dan Hutan Rawa Singkil. “Disebut Pantai Gosong Telaga, karena matahari di pantai yang banyak ditumbuhi cemara laut dan akan mengosongkan kulit putih Anda,” jelas Sahdri Ondang Jaya, salah seorang tokoh muda Aceh Singkil.
Bila ingin menuju Pulau Banyak, tersedia kapal traditional di Pelabuhan Jembatan Tinggi yang berangkat setiap hari pukul 10.00 WIB dengan biaya Rp 25 ribu. Feri juga melayani rute Singkil - Pulau Banyak setiap hari Senin 09.00 WIB dengan harga tiket Rp 16 ribu. Untuk berkeliling di Pulau Banyak seharian, bisa menyewa perahu nelayan Rp 300 ribu per hari. Dari Pantai Gosong Telaga, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Pulau Sarok. Objek wisata pantai ini persis berada di belakang Pendapo Bupati. Gradasi warna langitnya saat senja sangat menakjubkan. Apalagi ketika burung camar terbang mengepakan sayap, mengitari mercusuar yang berada di tengah laut. Beberapa kaum muda terlihat bermalas-malasan duduk di pelabuhan, tempat feri lambat dengan tujuan ke Simeuleu bersandar. Mereka menunggu matahari terbenam (sunset) di bibir dermaga.
Hanya itu? Ada pula Rawa Singkil, Surga Ekowisata Orangutan Sumatera yang memiliki populasi sekitar 7.000 ekor. Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) Medan mencatat, ada tiga perempatnya berada di kawasan hutan Provinsi Aceh dan terbanyak di Kabupaten Aceh Singkil. Setiap satu kilometer terdapat sekitar delapan orang utan. Selanjutnya, Anda bisa melangkah dan menuju Suaka Margasatwa (SM) Rawa Singkil dengan menggunakan robin bermesin yang mengitari Sungai Alas.
***
Syahdan menurut sejarah, hutan rawa di sepanjang Sungai Alas terbentuk dari abu letusan Gunung Toba yang meletus sekitar 74 tahun silam. Letusan Gunung Toba telah membentuk danau di tengah lembah Alas. Tanah endapan gambutnya menyuburkan tanaman serta menghidupkan beragam satwa liar. Lalu, hutan rawanya ditumbuhi pohon miranti rawa dan pohon malaka yang terbentuk dalam waktu beribu-ribu tahun silam. Itu sebabnya, terkait isu pemanasan global menyebar, Rawa Singkil semakin dirawat. Apalagi di rawa yang dikenal sebagai surga ekowisata ini, berlindung puluhan satwa langka seperti orang utan (pongo anabelii), harimau Sumatera, beruang madu, dan buaya muara (crocodylus porosus).
Jika masih berminat, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke Padang Malaka atau Padang Malako. Menurut cerita sesepuh adat di sana, merupakan persingahan kedua masyarakat setempat sebelum warga yang hidup bertani dan berkebun ini menetap di Kuala Baru. Sementara Suak Buga adalah tempat pertama singgahan warga Kuala Baru.
Di tempat inilah kesultanan pernah berdiri. Danau ini memiliki keajaiban, pulaunya bisa berjalan sekali ke timur dan sekali ke barat. Danau ini banyak dihuni ular raksasa dan buaya muara. Bila Anda tidak hati-hati, tentu saja sangat berbahaya.
***
Di Pulau Banyak ada beberapa pilihan tempat tinggal. Pulau Balai merupakan kawasan dengan penduduk terbanyak. Di Pulau ini ada beberapa penginapan. Salah satunya di Jalan Iskandar Muda dengan tarif per malam mulai dari Rp 60 ribu. Jika ingin merasakan private island bisa menginap di Lyla Bungalow yang ada di Pulau Palambak Besar dengan tarif Rp 80 ribu per malam. Tak hanya itu, ingin menginap di pulau tak berpenghuni, Anda bisa membawa tenda dan perbekalan makanan kemudian menyewa perahu nelayan untuk diantarkan ke salah satu pulau. Pulau Banyak terdiri dari puluhan pulau berpasir putih dengan laut bening. Untuk memudahkan Anda wara-wiri, sewalah perahu nelayan untuk mengelilingi pulau-pulau kecil yang ada di Pulau Banyak. Tempat terbaik untuk snorkling adalah di Pulau Tailana dan pulau kecil antara Pulau Biawak dan Pulau Tuanku.
Jika ingin melihat indahnya sunset, pergilah ke Pulau Sikandang. Bagi yang suka memancing Pulau Banyak adalah surganya. Ikutlah bersama nelayan lokal pergi melaut. Dan, jika ingin mengenal kehidupan penduduk Pulau Banyak yang mayoritasnya adalah nelayan, berjalan kakilah mengelilingi Pulau Balai dan berinteraksi dengan penduduk lokal. Selain itu, Anda bisa melihat penyu bertelur saat malam hari di Pulau Bangkaru. Melakukan aktivitas kayaking dari pulau ke pulau, maupun berselancar di Ujung Lolok. Wow! Amazing.***
Komentar